Jumat, 10 Agustus 2018

terminal peti kemas

TERMINAL PETI KEMAS
Berkas:Port of Singapore Keppel Terminal.jpg
Terminal peti kemas adalah terminal di mana dilakukan pengumpulan peti kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal peti kemas (Unit Terminal Container disingkat secara umum "UTC") yang lebih besar lagi.
  • Perkembangan di Indonesia
Terminal peti kemas (UTC) pertama di Indonesia terletak di Pelabuhan III Timur Tanjung Priok, Jakarta. Peresmian pengoperasiannya pada tanggal 20 Mei 1981.
  • Terminal Peti Kemas Terdiri:
  1. Dermaga untuk sandar.
  2. Lapangan penumpukan
  3. Derek raksasa
Terminal peti kemas yang berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun belakangan ini adalah Terminal peti kemas JICT, KOJA di Jakarta,Bojonegara di Cilegon, TPS di Surabaya, TPK Semarang, TPK Belawan, TPK Trisakti di Banjarmasin, dan TPK Palaran di Samarinda.
Peti kemas (InggrisISO container) adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for Standardization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa digunakan diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemaskereta api dan kapal petikemas laut.

Standar

Berat

Berat maksimum peti kemas muatan kering 20 kaki adalah 24.000 kg, dan untuk 40 kaki (termasuk high cube container), adalah 30.480 kg. Sehingga berat muatan bersih/payload yang bisa diangkut adalah 21.800 kg untuk 20 kaki, 26.680 kg untuk 40 kaki.











Ukuran Peti Kmeas

Ukuran peti kemas standar yang digunakan ditampilkan dalam tabel berikut:
Peti kemas 20 kaki
Peti kemas 40 kaki
Peti kemas 45 kaki
inch
metrik
inch
metrik
inch
metrik
dimensi luar
panjang
20'0"
6,058 m
40′ 0″
12,192 m
45′ 0″
13,716 m
lebar
8′ 0″
2,438 m
8′ 0″
2,438 m
8′ 0″
2,438 m
tinggi
8′ 6″
2,591 m
8′ 6″
2,591 m
9′ 6″
2,896 m
dimensi dalam
panjang
18′ 10 5/16"
5,758 m
39′ 5 45/64
12,032 m
44' 4″
13,556 m
lebar
7′ 8 19/32
2,352 m
7′ 8 19/32
2,352 m
7′ 8 19/32
2,352 m
tinggi
7′ 9 57/64
2,385 m
7′ 9 57/64
2,385 m
8′ 9 15/16
2,698 m
bukaan pintu
width
7′ 8 ⅛″
2,343 m
7′ 8 ⅛″
2,343 m
7′ 8 ⅛″
2,343 m
tinggi
7′ 5 ¾″
2,280 m
7′ 5 ¾″
2,280 m
8′ 5 49/64
2,585 m
volume
1,169 ft³
33,1 m³
2,385 ft³
67,5 m³
3,040 ft³
86,1 m³
berat kotor
52.910 pon
24.000 kg
67.200 pon
30.480 kg
67.200 pon
30.480 kg
berat kosong
4.850 pon
2.200 kg
8.380 pon
3.800 kg
10.580 pon
4.800 kg
muatan bersih
48.060 pon
21.800 kg
58.820 pon
26.680 kg
56.620 pon
25.680 kg

            Salah satu keunggulan angkutan peti kemas adalah keantarmodaannya yakni peti kemas dapat diangkut dengan truk peti kemaskereta api dan kapal peti kemas. Hal inilah yang menyebabkan peralihan angkutan barang umum menjadi angkutan barang dengan menggunakan peti kemas yang menonjol dalam beberapa dasawarsa terakhir ini. Hal ini juga terlihat pada pelabuhan-pelabuhan kecil yang sudah menunjukkan tren peralihan ke peti kemas karena alasan ekonomis terutama sehubungan dengan kecepatan bongkar muat dan biaya yang lebih murah.





Jenis peti kemas

 

Kereta api yang sedang menarik peti kemas tangki 20 kaki yang berdampingan dengan petikemas barang umum
Kereta api yang sedang menarik peti kemas tangki 20 kaki yang berdampingan dengan petikemas barang umum
Berbagai variasi bentuk peti kemas digunakan untuk barang-barang yang spesifik namun menggunakan ukuran yang standar untuk mempermudah handling dan perpindahan moda angkutan.
Jenis peti kemas
·         Peti kemas barang umum untuk diisi kotak-kotak, karung, drum, palet dls, jenis yang paling banyak digunakan
·         Peti kemas tangki yaitu tangki baja yang dibangun di dalam kerangka container digunakan untuk mengangkut Tanki yang di dalamnya diisi barang-barang yang berbahaya, misalnya gas, minyak, bahan kimia yang mudah meledak.
·         Peti kemas berventilasi untuk barang organik yang membutuhkan ventilasi
·         Peti kemas Generator
·         Peti kemas berpendingin digunakan untuk mengangkut barang – barang yang memerlukan suhu pendingin, misalnya untuk jenis sayur-sayuran, daging dll.
·         Peti kemas curah, digunakan untuk mengangkut muatan curah, misalnya beras, gandum, dll.
·         Peti kemas yang diperlengkapi dengan isolasi
·         Peti kemas dengan pintu disamping digunakan untuk mengangkut muatan yang ukurannya tidak memungkinkan dimasukan dari pintu belakang Petikemas. Jadi semua sisi Peti kemas harus dibuka. Misalnya alat – alat berat.
·         Collapsible ISO
Jenis peti kemas Tabung gas, tangki, generator biasanya tidak dilengkapi dengan dinding samping, depan belakang dan atas.
Kapal Peti Kemas
Kapal peti kemas (Inggriscontainership atau celullarship) adalah kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar. Memiliki rongga (cells) untuk menyimpan peti kemas ukuran standar. Peti kemas diangkat ke atas kapal di terminal peti kemas dengan menggunakan kran/derek khusus yang dapat dilakukan dengan cepat, baik derek-derek yang berada di dermaga, maupun derek yang berada di kapal itu sendiri.
·         Kapal Berbendera Indonesia
Aktivitas kapal peti kemas di Indonesia sudah ada sejak tahun 1970-an. Kapal khusus peti kemas termodern pertama yang berbendera Indonesia adalah KM Gloria Express yang panjangnya 120m dan lebar 17,8m, milik Perusahaan Pelayaran Samudra PT Gesuri Lloyd, berbobot mati 7.670 DWT. Kapal ini buatan Ship Building & Engineering Ltd yang disainnya dari Jerman, dengan pelayaran perdana 12 Mei 1980 dari Tanjung Priok-Hongkong-Busan(Korea)-Tokyo-Kobe-Osaka(Jepang)-Keelung(Taiwan) dan kembali ke Indonesia. Nakhoda pertamanya adalah Kapten Moniaga.
·         Derek Raksasa (Giant Crane)
Derek raksasa yang berdaya angkut 50 Ton untuk bongkar muat ke kapal peti kemas, pertama kali dipasang di dermaga Pelabuhan Tanjung Priok pada tanggal 10 Juli 1977 buatan Jepang sebanyak 2 unit.
Ruang Muatan Kapal
Efisiensi penggunaan ruang kapal menjadi kunci utama dalam angkutan petikemas melalui kapal, untuk itu ruang palka kapal dibagi atas beberapa sel yang lebarnya sepanjang satu peti kemas ukuran 40 kaki, sel dilengkapi dengan rel yang sedemikian sehingga mempermudah penyusunan peti kemas di dalam palka. Penyusunan ini diperlukan untuk meningkatkan kestabilan muatan selama pelayaran.

Lashing peti kemas

Untuk menghindari muatan yang berada di atas palka bergerak ataupun jatuh kelaut pada saat pelayaran, maka muatan yang berada di atas palka diikat ke kapal sehingga walaupun kapal melalui badai dengan gelombang yang tinggi selama pelayaran muatan tetap pada tempatnya dan tidak terjatuh ke laut.
Ada tiga cara yang biasa digunakan untuk mengikat petikemas yaitu
·         System lashing kebadan kapal dengan menggunakan kabel baja, batang pengikat atau rantai yang dapat kekencangkan.
·         System kunci yang biasa disebut twist lock yang mengunci dua peti kemas yang berdampingan atau yang berada di atasnya.
·         System butress, biasanya digunakan dikapal peti kemas yang besar, yang merupakan perangkat penyangga yang menghalangi petikemas bergeser pada saat berlayar, penyangga dipasang sebelum berlayar, setelah semua peti kemas telah selesai dimuat.

Kran kapal peti kemas

Kapal petikemas pengumpan biasanya digunakan untuk mengangkut peti kemas dari pelabuhan didaerah menuju pelabuhan utama (hub port), permasalahan timbul karena tidak semua pelabuhan yang berada didaerah khususnya pelabuhan-pelabuhan kecilyang dilengkapi dengan kran darat di pelabuhan sehingga untuk mengangkut petikemas keatas kapal harus menggunakan kran kapal.
Truck Peti Kemas
Truk peti kemas disebut juga truk kontainer adalah kendaraan pengangkut peti kemas terdiri dari kendaraan penarik (tractor head) dan kereta tempelan di mana peti kemas ditempatkan.
Trend angkutan barang dengan peti kemas meningkat dengan cepat karena intermodalitynya yang tinggi sehingga mempermudah bongkar-muat/handling dari barang yang mengakibatkan biaya angkutan secara keseluruhan menurun dengan drastis. Disamping itu keamanan dari barang juga lebih tinggi.
1. MENGENAL TERMINAL PETI KEMAS
v Pengertian Terminal Peti kemas
Berikut ini beberapa Pengertian peti kemas menurut beberapa sumber :
• Tempat penimbunan sementara petikemas ekspor dan impor, dilengkapi dengan peralatan handling peti kemas sesuai sandar pelayanan internasional, tersedia lapangan penumpukan yang memadai dan didukung sumber daya manusia yang handal serta dilengkapi dengan teknologi informasi dalam pengelolaan pelayanan peti kemas.
• Terminal peti kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan peti kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal peti kemas (Unit Terminal Container disingkat secara umum "UTC") yang lebih besar lagi.
v Lay-out Terminal Pelabuhan Peti Kemas
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHGN2Zu_Lkqx-fXCcQ-6gzzPJSGwS0AiAYTwdb0RQD8ziRFWXiBsgtv5I3qCAxC4jNyf9TPxxqf2Cb9xliw6D0Zn-cJWzeZRhfMdf5AqaVIi096yXWQRIvzRmbwhzXYLYNCt1cY9vlGF97/s1600/terminal+peti+kemas.png
v Unsur- unsur Sebuah Terminal Peti kemas 
           Dapat kita lihat dari layout diatas yang merupakan sebuah terminal peti kemas pelabuhan dimana container-container yang ditumbuk yang nantinya akan di muat atau bongkar dalam kapal, berikut ini adalah unsur-unsur untuk adanya sebuah terminal peti kemas.
• Dermaga
              Yaitu adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan ke atas kapal.
• Lapangan penumpukan  
         Yaitu sebuah lahan yang luas dimana lapangan ini berguna untuk menempatkan container-container yang disusun secara berencana baik untuk barang yang akan dimuat setelah dibongkar dan sebagainya dari dan ke kapal. Dan untuk jenis lapangan itu sendiri dapat dibeda bedakan sendiri , misal lapangan penumpukan internasional, lapangan penumpukan domestik, lapangan CFS , lapangan area behandel ( pemeriksaan Bea cukai) dan penumpukan peti kemas reffer atau dengan kebutuhan khusus.
• Alat bongkar muat
             Seperti terlihat pada gambar ilustrasi terminal diatas, banyak sekali peralatan yang digunakan untuk setiap bagian dan semuanya saling berinteraksi. Pada umumnya, pada terminal petikemas modern peralatan yang dipergunakan meliputi keran darat (quay crane/gantry crane) – warna biru , RTG (Rubber tired gantry/) - warna merah, atau sering saya sebut T/C (Transfer Crane) , dan trailer truck -chassis atau biasa saya sebut hanya chassis. Masing-masing saring berinteraksi dan oleh karenanya membentuk suatu sistem bongkar muat dan penumpukan petikemas, lebih jelasnya, cekidot ilustrasi dibawah.
     
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggM3czsazmfkURVlWTAaUPY80Vp7cCM2iNRIq95psdeh_LwSHIIZVUIrGI46Uv9o4ZuVKEDGUelEpQQqozmOLU9-MmhpL9gplOPLqVqakRQFYYZq2JmZek-2Fk39EuMRwMx6ETNCHGDoWn/s1600/7.png
      Seperti halnya sebuah gudang, areal penumpukan petikemas berfungsi menyimpan petikemas yang akan dimuat ke kapal dan petikemas bongkaran dari kapal dan sifat penyimpanannya hanya sementara. Semakin lama sebuah petikemas disimpan, biaya penyimpanan/storage akan membengkak. Tentu saja yang dirugikan adalah penerima barang/ consignee atau pengirim barang/shipper. Berpikir secara sederhana, maka bisa dianggap keuntunguna akan diperoleh pihak terminal. Tapi jangan salah, kapasitas areal penyimpanan itu terbatas dan bukan hanya muatan/bongkaran milik satu kapal saja yang berada disana.
            Manajemen penyimpanan yang kurang baik justru akan menimbulkan biaya tinggi bagi pihak terminal. Seperti halnya dijelaskan dalam teori logistik, untuk meminimalkan biaya, maka sebisa mungkin penyimpanan/storage harus diminimalkan. Barang harus terus bergerak dan jangan sampai “ngendon” lama di suatu tempat. Maka menarik untuk ditinjau kegiatan apa saja yang terjadi di area penumpukan petikemas (CY) ini dan kompleksitas apa yang ada didalamnya.
• Terminal operasional system
            Yaitu sebuah sistem dimana sistem tersebut berfungsi untuk  menjadi pedoman dalam melakukan aktifitasnya untuk mengatur segala kegitan yang di jalankan dalam area terminal pelabuhan itu sendiri sebagai contoh dari sistem tersebut yaitu :
       Sistem TOPS telah beroperasi sejak tahun 1999, dipasok oleh Realtimes Business Solutionsdari Sydney, Australia. Perangkat lunak terpadu ini digunakan untuk melayani kegiatan operasional dan Nota Rampung. TOPS terdiri dari TOP-X (for X Windows) dan TOP-O (for Oracle), oleh karena itu, pergerakan petikemas dapat dipantau dengan kondisi real time; baik oleh Petugas TPS atau Pemilik Barang. TOPS menyediakan kondisi aktual dari sistem perencanaan dan pengontrolan sistem petikemas, serta menyediakan Pertukaran Data Elektronik secara modern.

2. PROSEDUR PELAYANAN RECIVING / PENERIMAAN CARGO
v Pengertian Reciving cargo
• Menurut km no 14 tahun 2000 tentang penyelenggaraan dan pengadaan bongkar muat barang ke dan dari kapal memutuskan : reciving yaitu adalah kegiatan memindahkan barang dari timbunan /  tempat penumpukan di gudang / lapangan penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun diatas kendaraan di pintu gudang / lapangan penumpukan atau sebaliknya.
• Reciving merupakan kegiatan awal memasukan barang atau muatan ke gudang expor yang ditunjuk sebelum barang tersebut dimuat di kapal. “dalam kamus bisnis dan perkapalan disebutkan recive adalah menerima” Subandi (1998:143).
• “Reciving adalah kegiatan menerima barang atau muatan dari wilayah pelabuhan“. Suyono (2003 : 143 ).
• “Reciving adalah kegiatan penerimaan barang ke dalam gudang atau lapangan penumpukan”. Arwinas (1999 : 23).
             Dari beberapa pengertian tentang reciving cargo maka sebagai kesimpulan reciving yaitu merupakan kegiatan penerimaan barang atau muatan untuk disimpan sementara di dalam gudang sebelum atau sesudah di muat atau bongkar dari dan ke kapal. Reviving sangat penting karena akan mendukung kegiatan yang lainnya di dalam gudang atau terminal . gegiatan reciving ini membutuhkan ketelitian, karena jika tidak akan menyebabkan beberapa masalah. Misalnya kekurangan-kekurangan baik dokumen atau barang yang akan menghambat kegiatan baik stufing maupun striping dan akhirnya menghambat kegiatan pengapalan.
v Prosedur pelayanan reciving / penerimaan cargo
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEileULesu1FmJNkUTqrFK8MsBuLLh-2OQmTLb0_c6fIQTJNP1aoroVZSFGmGNRhuRGiWFpWPIhuZ8-h3P6sO_GHS5J-tVtkYum3YqXPGmaizLD7dmbITSO_pWUw55rmkV3iL8go9GgGddyj/s1600/1.png





• Langkah pertama
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg22Tq-tg8RsFCrV2-yfwXnP3ltZn1S4mMxseSey-ZYJ_jhF2IFLi-jnyxXDqXcVZCngn2qG9diEScIDDqMzTyaRTWq4KmW2yFbGK61tPA_q58UJyW2aFV4eZ3gItoLFUWgyOW0BwOCZLnK/s1600/2.png

• Langkah kedua
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAHO7HXv19IoScAB1c30D67mHnuJzCDvysEodUV_Wl7R4d3bf7MMkZlh8V969jrObx__lbgDO3sddVGkdztNyzDCDnaasofClFj26LNTXz8qhC-zCpM-iQ3NPjwDvAhrzt8groJiHMYWnh/s1600/3.png


• Langkah ketiga
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh09qkB6nhNhk4vUXSbeieduX4fYUnAMWZGC8BfYCdAnJiWXxA7aKkCLohP3d_9VvAs_mQXJHY6jSsiWiYiDb2ly0-u08zC5r6GV1UHDKB_oIT2SzxsePOeNpSyI7ajgHdfNwPOMyRnJu_/s1600/4.png

• Langkah Keempat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmsBJnwefGXUBofCnd-llwcL5sDEmcpnfBT3A7ZbXudHwe5Va4I9rKL4Q3yEmWcchgE26iSN0vIMBQTncGeytrVP4r9HmZZ0z8W3R94MyUhQGGt7uhwkpYlflannSVboCW_pMpxOD5sNfF/s1600/5.png

v Penjelasan
• Perencanaan pelanggan harus melengkapi dokumen:
§ Surat Permohonan Penerimaan Petikemas
§ Penyediaan Warkat Dana (Pembayaran di Depan) (masing-masing 4 lembar) untuk diserahkan kepada Export Service Staff (Petugas Layanan Ekspor), dalam waktu 96 sampai dengan 24 jam sebelum kedatangan kapal.
• Petugas Layanan Ekspor mencetak Job Order/CEIR (Container Equipment Interchange Receipt = Tanda Terima Pergerakan Peralatan Petikemas) yang telah disetujui olehExport Superintendent (Superintenden Ekspor). Lembar ke 1, 2, dan 3 CEIR diserahkan kepada Pelanggan. Pelanggan menyerahkannya kepada pengemudi Head Truck.
§ Pengemudi Head Truck menuju ke In-Gate (Gerbang Masuk), bersama muatan petikemasnya dan menyerahkan Job Order/CEIR serta salinan CTPS (Catatan Tanda Pengenal Surveyor)/PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) kepada Petugas Gate.
§ Petugas Gate memeriksa keadaan fisik petikemas dan mencetak In-Gate Terminal Job Slip (Lembar Kerja Terminal Gerbang Masuk), berdasarkan Job Order/CEIR, dan mengembalikan lembar ke 3 dan 4 kepada pengemudi Head Truck.
• Pengemudi Head Truck menyerahkan In-Gate Terminal Job dan Job Order/CEIR kepada Petugas Tally Lapangan.
• Petugas Tally Lapangan memerintahkan Operator RTG untuk mengangkat petikemas dari chassis Head Truck ke Lapangan Penumpukan Petikemas di lokasi seperti yang tercantum dalam In-Gate Terminal Job Slip. Petugas Tally Lapangan mengkonfirmasi posisi petikemas ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix).
• Pengemudi Head Truck menerima Job Order/CEIR dan In-Gate Terminal Job Slip dari Petugas Tally Lapangan, bergerak menuju Out-Gate (Gerbang Keluar) dan menyerahkan In-Gate Terminal Job Slip dan Job Order/CEIR lembar ke 3 kepada Out-Gate Staff (Petugas Gerbang Keluar).







Pelabuhan
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samuderasungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya.
Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari gelombang laut dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi :
·         dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.
·         crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.
·         gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang akan di pindah ke kapal.

Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara. (Triatmodjo, 2009).