TERMINAL PETI KEMAS

Terminal peti kemas adalah terminal di mana dilakukan pengumpulan peti kemas dari
hinterland ataupun pelabuhan lainnya
untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal peti kemas (Unit
Terminal Container disingkat secara umum "UTC") yang lebih
besar lagi.
- Perkembangan di Indonesia
Terminal peti kemas (UTC) pertama di Indonesia terletak di
Pelabuhan III Timur Tanjung Priok, Jakarta. Peresmian pengoperasiannya pada
tanggal 20 Mei 1981.
- Terminal Peti Kemas Terdiri:
- Dermaga untuk sandar.
- Lapangan penumpukan
- Derek raksasa
Terminal peti kemas yang berkembang dengan pesat dalam
beberapa tahun belakangan ini adalah Terminal peti kemas JICT, KOJA di Jakarta,Bojonegara
di Cilegon, TPS di Surabaya,
TPK Semarang, TPK Belawan,
TPK Trisakti di Banjarmasin, dan TPK Palaran di Samarinda.
Peti kemas (Inggris: ISO
container) adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai
dengan International Organization for Standardization (ISO)
sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa digunakan diberbagai
moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal
petikemas laut.
Standar
Berat
Berat maksimum peti kemas muatan kering 20 kaki
adalah 24.000 kg, dan untuk 40 kaki (termasuk high cube container),
adalah 30.480 kg. Sehingga berat muatan bersih/payload yang bisa
diangkut adalah 21.800 kg untuk 20 kaki, 26.680 kg untuk 40 kaki.
Ukuran Peti Kmeas
Ukuran peti kemas standar yang digunakan
ditampilkan dalam tabel berikut:
Peti kemas 20 kaki
|
Peti kemas 40 kaki
|
Peti kemas 45 kaki
|
|||||
inch
|
metrik
|
inch
|
metrik
|
inch
|
metrik
|
||
dimensi luar
|
panjang
|
20'0"
|
6,058 m
|
40′ 0″
|
12,192 m
|
45′ 0″
|
13,716 m
|
lebar
|
8′ 0″
|
2,438 m
|
8′ 0″
|
2,438 m
|
8′ 0″
|
2,438 m
|
|
tinggi
|
8′ 6″
|
2,591 m
|
8′ 6″
|
2,591 m
|
9′ 6″
|
2,896 m
|
|
dimensi dalam
|
panjang
|
18′ 10 5/16"
|
5,758 m
|
39′ 5 45/64″
|
12,032 m
|
44' 4″
|
13,556 m
|
lebar
|
7′ 8 19/32″
|
2,352 m
|
7′ 8 19/32″
|
2,352 m
|
7′ 8 19/32″
|
2,352 m
|
|
tinggi
|
7′ 9 57/64″
|
2,385 m
|
7′ 9 57/64″
|
2,385 m
|
8′ 9 15/16″
|
2,698 m
|
|
bukaan pintu
|
width
|
7′ 8 ⅛″
|
2,343 m
|
7′ 8 ⅛″
|
2,343 m
|
7′ 8 ⅛″
|
2,343 m
|
tinggi
|
7′ 5 ¾″
|
2,280 m
|
7′ 5 ¾″
|
2,280 m
|
8′ 5 49/64″
|
2,585 m
|
|
volume
|
1,169 ft³
|
33,1 m³
|
2,385 ft³
|
67,5 m³
|
3,040 ft³
|
86,1 m³
|
|
berat kotor
|
52.910 pon
|
24.000 kg
|
67.200 pon
|
30.480 kg
|
67.200 pon
|
30.480 kg
|
|
berat kosong
|
4.850 pon
|
2.200 kg
|
8.380 pon
|
3.800 kg
|
10.580 pon
|
4.800 kg
|
|
muatan bersih
|
48.060 pon
|
21.800 kg
|
58.820 pon
|
26.680 kg
|
56.620 pon
|
25.680 kg
|
Salah satu keunggulan angkutan peti kemas adalah
keantarmodaannya yakni peti kemas dapat diangkut dengan truk
peti kemas, kereta api dan kapal peti kemas. Hal inilah
yang menyebabkan peralihan angkutan barang umum menjadi angkutan barang dengan
menggunakan peti kemas yang menonjol dalam beberapa dasawarsa terakhir ini. Hal
ini juga terlihat pada pelabuhan-pelabuhan kecil yang sudah menunjukkan tren
peralihan ke peti kemas karena alasan ekonomis terutama sehubungan dengan
kecepatan bongkar muat dan biaya yang lebih murah.
Jenis peti kemas

Kereta api yang sedang menarik peti kemas tangki 20
kaki yang berdampingan dengan petikemas barang umum
Berbagai variasi bentuk peti kemas
digunakan untuk barang-barang yang spesifik namun menggunakan ukuran yang
standar untuk mempermudah handling dan perpindahan moda angkutan.
Jenis peti kemas
·
Peti kemas barang umum untuk
diisi kotak-kotak, karung, drum, palet dls, jenis yang paling banyak digunakan
·
Peti kemas tangki yaitu tangki
baja yang dibangun di dalam kerangka container digunakan untuk mengangkut Tanki
yang di dalamnya diisi barang-barang yang berbahaya, misalnya gas, minyak,
bahan kimia yang mudah meledak.
·
Peti kemas berventilasi untuk
barang organik yang membutuhkan ventilasi
·
Peti kemas Generator
·
Peti kemas berpendingin digunakan
untuk mengangkut barang – barang yang memerlukan suhu pendingin, misalnya untuk
jenis sayur-sayuran, daging dll.
·
Peti kemas curah, digunakan untuk
mengangkut muatan curah, misalnya beras, gandum, dll.
·
Peti kemas yang diperlengkapi
dengan isolasi
·
Peti kemas dengan pintu disamping
digunakan untuk mengangkut muatan yang ukurannya tidak memungkinkan dimasukan
dari pintu belakang Petikemas. Jadi semua sisi Peti kemas harus dibuka.
Misalnya alat – alat berat.
·
Collapsible ISO
Jenis peti kemas Tabung gas,
tangki, generator biasanya tidak dilengkapi dengan dinding samping, depan
belakang dan atas.
Kapal Peti Kemas
Kapal peti kemas (Inggris: containership atau celullarship)
adalah kapal yang khusus digunakan untuk
mengangkut peti kemas yang standar. Memiliki rongga (cells) untuk
menyimpan peti kemas ukuran standar. Peti kemas diangkat ke atas kapal di terminal
peti kemas dengan
menggunakan kran/derek khusus yang dapat dilakukan dengan cepat, baik
derek-derek yang berada di dermaga, maupun derek yang berada di kapal itu
sendiri.
·
Kapal
Berbendera Indonesia
Aktivitas
kapal peti kemas di Indonesia sudah ada sejak tahun 1970-an. Kapal khusus peti
kemas termodern pertama yang berbendera Indonesia adalah KM Gloria Express yang
panjangnya 120m dan lebar 17,8m, milik Perusahaan Pelayaran Samudra PT Gesuri
Lloyd, berbobot mati 7.670 DWT. Kapal ini buatan Ship Building &
Engineering Ltd yang disainnya dari Jerman, dengan pelayaran perdana 12 Mei
1980 dari Tanjung
Priok-Hongkong-Busan(Korea)-Tokyo-Kobe-Osaka(Jepang)-Keelung(Taiwan) dan
kembali ke Indonesia. Nakhoda pertamanya adalah Kapten Moniaga.
·
Derek Raksasa (Giant Crane)
Derek
raksasa yang berdaya angkut 50 Ton untuk bongkar muat ke kapal peti kemas,
pertama kali dipasang di dermaga Pelabuhan Tanjung Priok pada tanggal 10 Juli
1977 buatan Jepang sebanyak 2 unit.
Ruang Muatan Kapal
Efisiensi penggunaan ruang kapal menjadi kunci utama dalam angkutan petikemas melalui kapal, untuk itu ruang palka kapal dibagi atas beberapa sel yang lebarnya sepanjang satu peti kemas ukuran 40 kaki, sel dilengkapi dengan rel yang sedemikian sehingga mempermudah penyusunan peti kemas di dalam palka. Penyusunan ini diperlukan untuk meningkatkan kestabilan muatan selama pelayaran.
Efisiensi penggunaan ruang kapal menjadi kunci utama dalam angkutan petikemas melalui kapal, untuk itu ruang palka kapal dibagi atas beberapa sel yang lebarnya sepanjang satu peti kemas ukuran 40 kaki, sel dilengkapi dengan rel yang sedemikian sehingga mempermudah penyusunan peti kemas di dalam palka. Penyusunan ini diperlukan untuk meningkatkan kestabilan muatan selama pelayaran.
Lashing peti kemas
Untuk
menghindari muatan yang berada di atas palka bergerak ataupun jatuh kelaut pada
saat pelayaran, maka muatan yang berada di atas palka diikat ke kapal sehingga
walaupun kapal melalui badai dengan gelombang yang tinggi selama pelayaran
muatan tetap pada tempatnya dan tidak terjatuh ke laut.
Ada tiga cara yang
biasa digunakan untuk mengikat petikemas yaitu
·
System lashing
kebadan kapal dengan menggunakan kabel baja, batang pengikat atau rantai yang
dapat kekencangkan.
·
System kunci yang
biasa disebut twist lock yang mengunci dua peti kemas yang berdampingan atau
yang berada di atasnya.
·
System butress,
biasanya digunakan dikapal peti kemas yang besar, yang merupakan perangkat
penyangga yang menghalangi petikemas bergeser pada saat berlayar, penyangga
dipasang sebelum berlayar, setelah semua peti kemas telah selesai dimuat.
Kran kapal peti kemas
Kapal petikemas pengumpan biasanya
digunakan untuk mengangkut peti kemas dari pelabuhan didaerah menuju pelabuhan
utama (hub port), permasalahan timbul karena tidak semua pelabuhan yang berada
didaerah khususnya pelabuhan-pelabuhan kecilyang dilengkapi dengan kran darat
di pelabuhan sehingga untuk mengangkut petikemas keatas kapal harus menggunakan
kran kapal.
Truck
Peti Kemas
Truk peti kemas disebut
juga truk kontainer adalah
kendaraan pengangkut peti kemas terdiri dari kendaraan penarik (tractor head)
dan kereta
tempelan di
mana peti kemas ditempatkan.
Trend angkutan barang dengan peti kemas meningkat dengan cepat
karena intermodalitynya yang tinggi sehingga mempermudah bongkar-muat/handling
dari barang yang mengakibatkan biaya angkutan secara keseluruhan menurun dengan
drastis. Disamping itu keamanan dari barang juga lebih tinggi.
1. MENGENAL
TERMINAL PETI KEMAS
v Pengertian Terminal Peti kemas
Berikut ini
beberapa Pengertian peti kemas menurut beberapa sumber :
• Tempat penimbunan sementara petikemas ekspor dan impor, dilengkapi
dengan peralatan handling peti kemas sesuai sandar pelayanan internasional,
tersedia lapangan penumpukan yang memadai dan didukung sumber daya manusia yang
handal serta dilengkapi dengan teknologi informasi dalam pengelolaan pelayanan
peti kemas.
• Terminal peti kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan peti
kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke
tempat tujuan ataupun terminal peti kemas (Unit Terminal Container disingkat
secara umum "UTC") yang lebih besar lagi.
v Lay-out Terminal Pelabuhan Peti Kemas
v Unsur- unsur Sebuah Terminal Peti kemas
Dapat kita lihat dari layout
diatas yang merupakan sebuah terminal peti kemas pelabuhan dimana
container-container yang ditumbuk yang nantinya akan di muat atau bongkar dalam
kapal, berikut ini adalah unsur-unsur untuk adanya sebuah terminal peti kemas.
• Dermaga
Yaitu adalah tempat
kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan
bongkar muat barang dan orang dari dan ke atas kapal.
• Lapangan penumpukan
Yaitu sebuah lahan yang luas dimana
lapangan ini berguna untuk menempatkan container-container yang disusun secara
berencana baik untuk barang yang akan dimuat setelah dibongkar dan sebagainya
dari dan ke kapal. Dan untuk jenis lapangan itu sendiri dapat dibeda bedakan
sendiri , misal lapangan penumpukan internasional, lapangan penumpukan
domestik, lapangan CFS , lapangan area behandel ( pemeriksaan Bea cukai) dan
penumpukan peti kemas reffer atau dengan kebutuhan khusus.
• Alat bongkar muat
Seperti terlihat pada
gambar ilustrasi terminal diatas, banyak sekali peralatan yang digunakan untuk
setiap bagian dan semuanya saling berinteraksi. Pada umumnya, pada terminal
petikemas modern peralatan yang dipergunakan meliputi keran darat (quay
crane/gantry crane) – warna biru , RTG (Rubber tired gantry/) - warna merah,
atau sering saya sebut T/C (Transfer Crane) , dan trailer truck -chassis atau
biasa saya sebut hanya chassis. Masing-masing saring berinteraksi dan oleh
karenanya membentuk suatu sistem bongkar muat dan penumpukan petikemas, lebih
jelasnya, cekidot ilustrasi dibawah.
Seperti halnya sebuah gudang, areal penumpukan
petikemas berfungsi menyimpan petikemas yang akan dimuat ke kapal dan petikemas
bongkaran dari kapal dan sifat penyimpanannya hanya sementara. Semakin lama
sebuah petikemas disimpan, biaya penyimpanan/storage akan membengkak. Tentu
saja yang dirugikan adalah penerima barang/ consignee atau pengirim
barang/shipper. Berpikir secara sederhana, maka bisa dianggap keuntunguna akan
diperoleh pihak terminal. Tapi jangan salah, kapasitas areal penyimpanan itu
terbatas dan bukan hanya muatan/bongkaran milik satu kapal saja yang berada
disana.
Manajemen penyimpanan yang
kurang baik justru akan menimbulkan biaya tinggi bagi pihak terminal. Seperti
halnya dijelaskan dalam teori logistik, untuk meminimalkan biaya, maka sebisa
mungkin penyimpanan/storage harus diminimalkan. Barang harus terus bergerak dan
jangan sampai “ngendon” lama di suatu tempat. Maka menarik untuk ditinjau
kegiatan apa saja yang terjadi di area penumpukan petikemas (CY) ini dan
kompleksitas apa yang ada didalamnya.
• Terminal operasional system
Yaitu sebuah sistem dimana
sistem tersebut berfungsi untuk menjadi pedoman dalam melakukan
aktifitasnya untuk mengatur segala kegitan yang di jalankan dalam area terminal
pelabuhan itu sendiri sebagai contoh dari sistem tersebut yaitu :
Sistem TOPS telah beroperasi sejak tahun
1999, dipasok oleh Realtimes Business Solutionsdari Sydney, Australia.
Perangkat lunak terpadu ini digunakan untuk melayani kegiatan operasional dan
Nota Rampung. TOPS terdiri dari TOP-X (for X Windows) dan TOP-O (for Oracle),
oleh karena itu, pergerakan petikemas dapat dipantau dengan kondisi real time;
baik oleh Petugas TPS atau Pemilik Barang. TOPS menyediakan kondisi aktual dari
sistem perencanaan dan pengontrolan sistem petikemas, serta menyediakan
Pertukaran Data Elektronik secara modern.
2. PROSEDUR PELAYANAN RECIVING / PENERIMAAN CARGO
v Pengertian Reciving cargo
• Menurut km no 14 tahun 2000 tentang penyelenggaraan dan pengadaan
bongkar muat barang ke dan dari kapal memutuskan : reciving yaitu adalah
kegiatan memindahkan barang dari timbunan / tempat penumpukan di gudang /
lapangan penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun diatas kendaraan di pintu
gudang / lapangan penumpukan atau sebaliknya.
• Reciving merupakan kegiatan awal memasukan barang atau muatan ke
gudang expor yang ditunjuk sebelum barang tersebut dimuat di kapal. “dalam kamus
bisnis dan perkapalan disebutkan recive adalah menerima” Subandi (1998:143).
• “Reciving adalah kegiatan menerima barang atau muatan dari wilayah
pelabuhan“. Suyono (2003 : 143 ).
• “Reciving adalah kegiatan penerimaan barang ke dalam gudang atau lapangan
penumpukan”. Arwinas (1999 : 23).
Dari beberapa pengertian
tentang reciving cargo maka sebagai kesimpulan reciving yaitu merupakan
kegiatan penerimaan barang atau muatan untuk disimpan sementara di dalam gudang
sebelum atau sesudah di muat atau bongkar dari dan ke kapal. Reviving sangat
penting karena akan mendukung kegiatan yang lainnya di dalam gudang atau
terminal . gegiatan reciving ini membutuhkan ketelitian, karena jika tidak akan
menyebabkan beberapa masalah. Misalnya kekurangan-kekurangan baik dokumen atau
barang yang akan menghambat kegiatan baik stufing maupun striping dan akhirnya
menghambat kegiatan pengapalan.
v Prosedur pelayanan reciving / penerimaan cargo
• Langkah pertama
• Langkah kedua
• Langkah ketiga
• Langkah Keempat
v Penjelasan
• Perencanaan pelanggan harus
melengkapi dokumen:
§ Surat Permohonan Penerimaan Petikemas
§ Penyediaan Warkat Dana (Pembayaran di Depan) (masing-masing 4
lembar) untuk diserahkan kepada Export Service Staff (Petugas Layanan Ekspor),
dalam waktu 96 sampai dengan 24 jam sebelum kedatangan kapal.
• Petugas Layanan Ekspor mencetak
Job Order/CEIR (Container Equipment Interchange Receipt = Tanda Terima
Pergerakan Peralatan Petikemas) yang telah disetujui olehExport Superintendent
(Superintenden Ekspor). Lembar ke 1, 2, dan 3 CEIR diserahkan kepada Pelanggan.
Pelanggan menyerahkannya kepada pengemudi Head Truck.
§ Pengemudi Head Truck menuju ke In-Gate (Gerbang Masuk), bersama
muatan petikemasnya dan menyerahkan Job Order/CEIR serta salinan CTPS (Catatan
Tanda Pengenal Surveyor)/PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) kepada Petugas Gate.
§ Petugas Gate memeriksa keadaan fisik petikemas dan mencetak
In-Gate Terminal Job Slip (Lembar Kerja Terminal Gerbang Masuk), berdasarkan
Job Order/CEIR, dan mengembalikan lembar ke 3 dan 4 kepada pengemudi Head
Truck.
• Pengemudi Head Truck menyerahkan
In-Gate Terminal Job dan Job Order/CEIR kepada Petugas Tally Lapangan.
• Petugas Tally Lapangan
memerintahkan Operator RTG untuk mengangkat petikemas dari chassis Head Truck
ke Lapangan Penumpukan Petikemas di lokasi seperti yang tercantum dalam In-Gate
Terminal Job Slip. Petugas Tally Lapangan mengkonfirmasi posisi petikemas ke
dalam sistem komputer (HHT/Teklogix).
• Pengemudi Head Truck menerima Job
Order/CEIR dan In-Gate Terminal Job Slip dari Petugas Tally Lapangan, bergerak
menuju Out-Gate (Gerbang Keluar) dan menyerahkan In-Gate Terminal Job Slip dan
Job Order/CEIR lembar ke 3 kepada Out-Gate Staff (Petugas Gerbang Keluar).
Pelabuhan
Pelabuhan adalah
sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan
memindahkan barang
kargo maupun penumpang ke dalamnya.
Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan
membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang
berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang
berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti
pengalengan dan pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001
mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya.
Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai
daerah perairan yang terlindung dari gelombang laut dan di lengkapi dengan
fasilitas terminal meliputi :
·
dermaga, tempat di mana kapal dapat
bertambat untuk bongkar muat barang.
·
crane, untuk melaksanakan kegiatan
bongkar muat barang.
·
gudang laut (transito), tempat untuk
menyimpan muatan dari kapal atau yang akan di pindah ke kapal.
Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang
untuk masuk ke suatu daerah tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar
daerah, antar pulau, bahkan antar negara. (Triatmodjo, 2009).